Cerita iPod dan tantangannya menjadi sumber banyak marketing ideas dan membuat belajar marketing menjadi menarik. Tantangan berikutnya dari iPod adalah Kindle. Kindle adalah sebuah e-reader yang dikembangkan atau dipopulerkan oleh amazon.com. Kindle menyediakan akses yang mudah dan cepat ke perpustakaan e-book yang sangat besar untuk didownload ke alat tersebut, sekaligus dengan mudah membaca e-book tersebut. Pada saat membaca e-book menggunakan Kindle, pengguna dapat melakukan text highlight, menambah catatan pribadi dan lookup informasi terkait melalui internet. Pada saat peluncurannya terdapat 90.000 pilihan buku.
Mungkin beberapa tahun yang lalu alat seperti ini baru muncul di beberapa film bertema science-fiction. Tetapi tahun 2008 kurang lebih 500.000 unit kindle terjual. Tahun 2009 Citi Investment Research membuat estimasi penjualan Kindle akan naik menjadi 1.027.000 unit dan pada tahun 2010 menjadi 3.533.000 unit.
Jadi dibandingkan dengan penjualan iPod pada tahun 2008 dan estimasi tahun 2009, maka penjualan Kindle telah melampaui iPod. Tetapi pada tahun 2010 penjualan iPod diestimasikan akan kembali mengungguli Kindle. Walaupun masih ada yang meragukan estimasi penjualan Kindle pada tahun 2009 dan 2010 akan meningkat setajam itu, tetapi penjualan tahun 2008 sudah menunjukkan angka yang fantastis. Perlu diketahui harga Kindle masih tergolong mahal. Versi pertama Kindle dijual dengan harga USD 350 – 379 pada tahun 2008, bandingkan dengan iPod Shuffle yang ‘hanya’ USD 99. Harga Kindle diprediksikan akan terus turun seiring kencangnya adoption rate Kindle di pasar. Harga rata-rata per buku (USD 9.99) juga lebih tinggi dari harga per lagu di iTunes.
Walaupun secara fungsional Kindle dan iPod mempunyai diferensiasi, tetapi ada beberapa karakter di antara keduanya yang mirip. Keduanya adalah ‘player’ yang dilengkapi akses yang mudah ke konten. Salah satu faktor yang membuat iPod perkasa adalah ekosistem yang dikembangkan. Ekosistem iPod (ada juga yang menyebut ekosistem iTunes) adalah ekosistem antara iPod, iTunes, internet dan jaringan content provider. Bahkan ekosistem ini terus berkembang, dengan bergabungnya radio melalui layanan iTunes tagging dan produsen aksesori iPod. iTunes tagging memungkinkan pendengar radio untuk secara lanngsung memperoleh informasi mengenai lagu yang didengarnya di HD Radio Receiver, transfer info tersebut ke iPod, masuk ke playlist di iTunes di mana kita bisa memperoleh preview, membeli dan mengunduh lagu tersebut.
Pertanyaanya adalah bagaimana Kindle mampu menjawab keraguan sebagian pengamat terhadap estimasi pertumbuhan penjualannya? Apakah dengan menurunkan harga yang masih jauh lebih tinggi dari iPod, membuat variasi produk yang lebih banyak yang disesuaikan dengan beberapa karakteristik komunitas penggunanya, atau membangun ekosistem yang lebih luas dan kuat seperti iPod? Share your marketing ideas! Ini tantangan bagi kita yang ingin belajar marketing.
Bagaimana menurut Anda, please share your marketing ideas @ http://kopicoklat.com dan belajar marketing bersama di blog ini.
Dear..
nama saya Dina, Kindle udah ada di Indonesia blum ya? kalau ada bisa dibeli dimana
Trims
@Dina, setahu saya Kindle belum ada di Indonesia. Anyway thx for the comment & attention 🙂
Dari kacamata awam saya, untuk membandingkan Kindle dan iPod ada langkah yang mudah, yaitu membandingkan jumlah pendengar musik dan pembaca. Betul gak ?