Killer Application atau disingkat dengan Killer App menurut Wikipedia adalah program komputer yang sangat diperlukan atau diinginkan. Killer App dapat secara substansial meningkatkan penjualan dari platform yang digunakan untuk menjalankan program komputer tersebut.
Tidak ada batasan yang sangat kaku akan jargon ini. Beberapa contoh aplikasi yang bisa dikategorikan sebagai killer application antara lain: e-mail, World Wide Web dengan kontribusi Mosaic GUI (Graphic User Interface), beberapa online games dan yang akhir-akhir ini menjadi perhatian adalah online social media networks.
Dengan terus meningkatnya persaingan di layanan broadband, maka killer app sangat dinantikan untuk menjadi sumber pertumbuhan. Persaingan selalu merupakan kondisi yang menarik untuk belajar marketing dan sharing marketing ideas. Akses broadband memungkinkan berkembangnya berbagai jenis aplikasi baru yang akan lebih sulit dinikmati oleh pengguna tanpa menggunakan akses broadband tersebut. Salah satu aplikasi yang kini diharapkan menjadi salah satu killer app untuk layanan broadband, khususnya mobile broadband adalah Location Based Services.
Location Based Services (LBS) menurut SearchNetworking.com adalah aplikasi software yang memanfaatkan informasi mengenai lokasi dari piranti bergerak (mobile-devices). Salah satu contoh sederhana adalah informasi lokasi ATM terdekat yang dikirimkan ke salah satu piranti bergerak sesuai dengan lokasi piranti tersebut berada. Contoh lain adalah mobile advertising, yaitu informasi komersial yang dikirimkan ke piranti bergerak yang relevan dengan posisi piranti tersebut. Misalnya informasi komersial mengenai program diskon menu tertentu di salah satu café yang berlokasi dekat dengan posisi piranti bergerak.
Aplikasi LBS ini memerlukan lima komponen utama, yaitu (1) aplikasi software dari service provider, (2) jaringan bergerak (mobile network) untuk mengirimkan data dan permintaan layanan, (3) content provider yang menyediakan informasi geo-specific yang relevan bagi end-user, (4) komponen positioning (Global Positioning System / GPS) dan (5) piranti bergerak dari end user.
Bila kita membayangkan apa yang bisa dimanfaatkan dari layanan ini memang akan sangat luar biasa. Lingkup pemanfaatan dan jenis layanan yang bisa dikembangkan bisa sangat luas dan beragam. Strategi bisnis yang menekankan pada karakter lokal dalam lingkungan global akan sangat terbantu . Pengenalan profil dan karakter pelanggan bisa sangat detail. Bayangkan kegiatan kita sehari-hari bisa dikenali oleh provider layanan ini. Kebiasaan belanja, kebiasaan makan, preferensi hotel untuk menginap dan sebagainya akan bisa dikenali dan direkam. Kemudian bayangkan data dari sekian banyak individu dapat dikumpulkan dan bisa menjadi senjata dalam marketing yang sangat ampuh dalam mengenali market dan customer.
Belum lagi kalau kita berpikir layanan many to many. Sebuah layanan bernama Loopt yang dikembangkan oleh seorang mahasiswa di Stanford memungkinkan end user untuk mem-broadcast posisi dia ke teman-temannya. Layanan ini kemudian digunakan oleh dua operator telekomunikasi besar di Amerika, Verizon dan Sprint. Awalnya layanan ini adalah layanan gratis, tetapi pada tahun 2008 menjadi layanan berbayar. Manfaat dari layanan ini sangat beragam, mulai dari just for fun sampai dengan para orang tua yang ingin mengetahui dan mengawasi keberadaan anak-anaknya.
Menurut survey dari ipbusinessmag.com tahun ini, Top 5 aplikasi LBS adalah: (1) Driving Directions, (2) Maps on Mobile Phone Display, (3) Local Traffic Updates, (4) Mobile City Guide dan (5) Local Weather Information.
Tetapi bagaimana menurut Anda? What do you think about the future of LBS? Is it really the next killer app? Please share your marketing ideas with us @ http://kopicoklat.com dan belajar marketing bersama di blog ini.
kalau diterapkan di Indonesia, mungkin bayak manfaatnya, tetapi yang terjadi adalah ruang privasi kita akan sedikit demi sedikit akan terabaikan, ada kemungkinan segala sesuatu dalam aktifitas kita akan terekam dan termonitor langsung dan tersimpan melalui data base. Tidak semua orang menginginkan privasinya terusik olrh orang lain, bahkan sampai sejauh itu, adanya batasa-batasan yang bisa di kompromikan sampai dengan saat ini masih mengalami perdebatan
IMHO, ini bakal buming. Apalagi teknologinya sudah mulai di produksi massal dan makin murah. Contohnya GPS. Saya yakin manfaatnya makin besar. Mengenai pelanggaran privasi, ini cuma efek samping, apapun pasti punya 2 sisi. Bukankah Google juga beberapa kali dianggap melanggar privasi ? Harusnya kita (Indonesia) juga merasa khawatir karena kekayaan alam yang ada bisa dilihat scr realtaim oleh orang lain lewat google earth pronya. Daripada bertolok pada efek samping, mendingan pada yang positif, misal bagaimana LBS ini bs diterapkan di dunia penerbangan, sehingga akan lebih mudah mencari Merpati yang bersembunyi di rerimbunan Papua. Hehe.